Sabtu, 30 Juli 2016

Kedai Koeno : Citra Rasa Masakan Tradisional Dalam Satu Rumah Makan

"Gloomy Thuesday on July 26th, 2016. Skies almost dark and cloudy hanging on it".
Gak ada rencana, tetapi sempat terpikirkan buat nyoba 'Tahu Gimbal' yang terlihat (sepintas) waktu pulang dari rumah teman di dekat Perumahan Candi Gebang. Keliatan enak dan otentik (aseli) gimbal asal kota Semarang.

Seperti kata peribahasa "Sambil menyelam, minum air". Sebagai area person (orang lapangan) gak 'afdhol' kalau tugas kelar sambil nunggu jam makan siang, lirak-lirik tempat buat : sarapan, makan siang, ngo-pi ataupun sekedar nongkrong-happy yang bikin kerja jadi semangat.

Interior Kedai Koeno
Menu Kedai Koeno

Tibalah saya di sini. Di sebuah kedai berukuran tidak begitu besar cukup untuk menampung enam meja dengan masing-masing enam kursi kayu yang ditata rapi dan berhadapan. Dinding tembok bergambar 'mural' dengan satu banner bertuliskan "kedai koeno berada tepat dibelakang saya. Satu dapur utama ada dibelakang. Gerobak ditaruh di depan.


Gimbal Udang, telur, rajangan kol, daun seledri, tauge, ketupat tertata rapi dalam display kaca yang ada di kanan gerobak ---gerobak roda dua berwarna cokelat yang (sepertinya) baru-- sebelah kiri ditaruhlah penggorengan dengan minyak banyak (seperti kolam minyak) dan cobek-batu-besar yang dipakai untuk mencampur bahan dengan bumbu kacang.
Tahu Gimbal Aseli Semarang (doc. pribadi)


Tahu gimbal adalah salah satu makanan tradisional khas Semarang, campuranya berupa : Tahu putih goreng, rajangan kol (kobis), tauge, daun seledri, ketupat, telur mata sapi (telur ceplok) also the main important ingredient is gimbal udang ---berupa gorengan tepung empuk, dengan udang utuh, udang jenis apa, "gak ngerti" yang pasti bukan udang rebon a.k.a. ebi. Lebih enak kalau digoreng lagi mendekati garing sebelum disajikan jadi masih terasa kriuknya.

Disiram bumbu kacang yang gurih, manis, legit and so creamy. Kacangnya halus mendekati lembut ---mungkin diblender--- tidak tercium aroma kunyi dan daun jeruk di dalamnya (seperti bumbu kacang pada umumnya) dengan tekstur (lebih) kental ---berasa makan selai kacang, namun sanggup menggugah selera. Manis-legit-nya berasal dari gula jawa. Sekali suap campuran bumbunya sudah tersebar merata.


Tempatnya nyaman walaupun belum begitu ramai. Mungkin "belum happening or lunch time. May be". Didalam ruangan dengan kapasitas lima meja dengan empat kursi disetiap meja. Akses parkir motor masih memungkinkan, tetapi untuk mobil tidak begitu nyaman karena tempat ini berada tepat dipinggir Jl Nusa Indah, Condon Catur yang selalu ramadi dijam : berangkat kerja, makan siang, jam pulang kerja.

Harga berbanding lurus dengan porsi dan rasa. Dua belas ribu rupiah (12k) sepiring tahu gimbal kedai koeno bisa reader tebus. Dijamin pulang hati senang, perut kenyang.


ig : @kedai_kuno

Alamat :
Jl. Nusa Indah No.162, Condongcatur, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta


Baca juga :

6 komentar:

  1. Enak g bang tahu gimbalnya?
    Kok dinamain tahu gimbal bang? Emang rambutnya gimbal y?

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah, enak
      suka dengerin lagu regae (mungkin)
      mas niki, sudah pernah makan seblak-sandal :D
      klu blm, bsk cobain ya ?

      Hapus
  2. mantap, tahu gimbal, disebut gimbal krn bakwan udangnya,

    BalasHapus
    Balasan
    1. yes, mas brother... saya suka gimbal macam ini

      Hapus
  3. Udah lama denger tentang tahu gimbal ini. Oh, jadi karena ada bakwan udang toh jadi namanya tahu gimbal? Kayaknya enak ya, jadi pengin nyobain...#nabunglagibuatkejogja

    BalasHapus
    Balasan
    1. sok, teh / a dicoba, tapi kalau mau yang otentik ke semarang ya ? thnks for visiting

      Hapus