Senin, 28 Maret 2016

Potret Jasa Pelayanan Terkini



14 Maret 2016, pukul 13.00 WIB, BNI Kancab. UPN




Pengalaman yang menarik. Sepele namun masuk akal, security ---lebih sering dikenal Satpam--- pria dengan (kebanyakan) postur tegap, besar, muka gahar dengan atasan putih dan bawahan black-blue (Biru-Hitam) ini menyapa saya ketika melewati pintu masuk Bank. Dengan ramah dia menyapa, "Selamat siang, Mas (conditional sesuai umur yang disapa). Ada yang bisa saya bantu?" Hal biasa karena greeting sudah jadi kewajiban dalam jasa pelayanan.


Percakapan selanjutnya sebagai berikut :
A: saya
B: security
A: Mau buat rekening baru, Pak. Syaratnya apa ya? 
B: (dengan yakin menyebutkan syarat-syaratnya) isi formulir permohonan, FC KTP/Kartu Mahasiswa, dan setoran awal 250 ribu.
A: Saya dari luar kota dan bukan mahasiswa. Bisa? 
B: untuk warga luar kota harus menyertakan KIPEM.
A: saya tidak punya KIPEM, tapi bawa surat pengantar dari kantor. Apakah boleh? 
B: Boleh saya lihat KTP dan surat pengantar-nya? (selanjutnya saya diarahkan untuk menuju "mesin antrian" dan langsung dipilihkan antrian CS).Nomor antrian 43. Silakan menunggu sampai nomor antrian-nya dipanggil(sambil mempersilakan saya duduk di sofa ruang tunggu).

Dari percakapan di atas saya yakin security sekarang menambah fungsinya (selain sebagai keamanan) sebagai front office yang harus mengenal produk untuk bisa diinformasikan; menggali informasi untuk inquiry; mendengar serta menjawab keluhan dengan memberikan solusi ---masih dalam kuasa security.


source : halopolisi.com



Betapa "amazing-nya" bapak berseragam ini, bisa jadi kemampuan beliau dalam handling nasabah lebih mumpuni ketimbang CS-nya jika dilakukan dengan hati. Yang jadi point-plus di sini kecakapan, keramahan, penguasaan prosedur; tahapan; proses untuk menjawab kebutuhan atau keluhan nasabah sehingga nasabah lebih diuntungkan karena tidak perlu antri berjam-jam hanya untuk bertanya "syarat buka rekening baru". Kecewa (berat) pasti. Karena sudah menunggu antrian, pas ketemu CS (Customer Service) ternyata syarat administrasi belum lengkap. Komplain terjadi akibatnya antrian mengular dan menyulut emosi nasabah lain yang antri.

Sabtu, 12 Maret 2016

Sport Club Panpages : Asa Baru Karyawan Panpages Indonesia

Tahun baru 'asa baru' untukku dan kantorku (Panpages Indonesia). Setelah tiga tahun menunggu akhirnya di acc juga kelompok belajar kami ---sebagai wadah kreatifitas, supportifitas--- 'Sport Club' namanya, walaupun namanya berawalan Sport (olah-raga: ing) jangan harap menemukan atlit dari berbagai cabang olah raga dalam kelompok ini (selanjutnya saya sebut Sport Club Panpages). Entah, dari mana nama Sport Club ini berasal ---saya hanya diminta untuk mengasuh dan mengelolanya. "Mengapa bukan "Panpages Creative Division" atau "Panpages Team Boaster" bisa juga "Panpages Entertainer Club".

"Argh ...!!! apalah arti sebuah nama, nama akan muncul seiring solid-nya kerjasama dan keharmonisan di dalam team.

"Let me introduce our teams".

Wisnu a.k.a. Papa bear, dengan postur tubuh yang subur ---gempal dengan postur tegap besar--- dipanggil papa karena beliau sudah beristri satu dan beranak dua (cowok semua); seorang suami yang sabar dan giat untuk mempertebal pundi-pundi rupiah demi tercukupinya kebutuhan dapur.

Seorang jejaka yang melankolis pandai bernyanyi, bermain trik sulap, peramal (yang lumayan buat hiburan), bisa menghipnotis (hanya saja) sedikit aneh dalam sudut pandang (saya) karena anak ini periang, penyabar, tetapi sejatinya ada sesuatu hal dia sembunyikan yang tidak bisa terungkap begitu saja dengan emosi yang menyala ketika sudah sampai pada 'titik kulminasi' emosinya dialah Ambo (Novery Ambo) entah kenapa ada kata 'Ambo' sebagai nama kedua, "Apakah ini marga?" ---belum sempat saya bertanya. Saya pribadi lebih senang memanggilnya Bambang dikarenakan nama aslinya sebenarnya Bambang ....

Selasa, 08 Maret 2016

Tahu Bulat Digoreng Dadakan ...

Penjual tahu bulat yang sering di bicarakan teman-teman sekantor ---teman kantor baru seminggu ini--- sukses  bikin penasaran sejak pertama kali saya dengar cuitan mereka, "Tahu Bulat, digoreng dadakan, 500an, anget-anget ..., gutih-gurih..., Enyooooiiii ...".

Kurang lebih seperti itulah strategi yang (saya anggap) paling menonjol selain mobil pick up ---truk pengangkut barang ukuran kecil yang biasa disebut mobil bak terbuka--- yang digunakan untuk menjajakan sekaligus dapur utama untuk menggoreng tahu bulat ---tahu goreng asli sumedang yang berbentuk bulat--- secara dadakan (langsung ditempat).

Penjual Tahu, sumber : bogor.tribunnews.com

Bagaimana tidak bikin geli, dengan intonasi yang monoton dan naik turun entah berasal dari rekaman kaset atau mulut penjualnya sendiri ---belakangan ini teman saya berceritera suara tersebut berasal dari kaset rekaman yang diputar.

Strategi penjualan yang menurut saya ampuh; ciamik; mujarab buktinya banyak juga yang menunggu ataupun mengantri untuk membelinya. Setelah membaca beberapa artikel dari tahun lalu (2015) saya pun mulai tertarik untuk mengulik bisnis yang kembali meroket berkat strategi pemasaran yang saya anggap 'norak' tapi buktinya rupiah-demi-rupiah terus bergulir ke kantong penjualnya.