Kamis, 28 Januari 2016

Panpages Sport Club : 1st Gathering

Bulan Januari tahun ini, menjadi tahun istimewa untuk 'Sport Club Panpages's Team', karena untuk pertama kalinya setelah hampir setahun lamanya gathering kantor vacum --karena (kurangnya) antusiasme dari peserta. Boleh sedikit jumawa karena acara yang terselenggara kemaren berjalan dengan sempurna atas kerjasama Sport Club Teams. Saya beri nilai delapan dari sepuluh untuk Gathering yang diadakan dengan tema "Opening Panpages Sport Club 1st Gathering".

Walau tenggat yang diberikan hanya sebulan "Alhamdulillah", kami (Omen, Desi, Wisnu, Bambang, Cohmy) dapat menjalankan tugas dengan lancar. Awal yang tidak terduga, kami berempat dipanggil untuk menghadap personalia guna membicarakan 'Kegiatan apa yang cocok untuk mengawali kegiatan Sport Club Panpages' sekaligus menjadi agenda pertama Organisasi ini. Sempat ragu dengan tenggat waktu dan dana yang diberikan --(ternyata) sangat menguras tenaga plus pikiran untuk mengalokasikan dana, menentukan tempat dengan bekal minim dan waktu mepet, tetapi kami tidak berhenti sampai di sini, karena kegiatan ini awal dari perjalanan Organisasi dan tim baru yang (diharapkan) mewakili semangat karyawan PT. Panpages Indonesia.

Minggu pertama. Setelah terjadi perbincangan mengenai rencana jangka pendek (gathering) dan rencana jangka panjang (out-bound), kami putuskan untuk memilih gathering sebagai agenda kegiatan awal organisasi yang baru dibentuk awal bulan ini, yang awalnya akan diadakan hari Jum'at tanggal 15 Januari 2016. Selanjutnya, kami harus menentukan lokasi gathering yang nyaman-enak-bersih-lengkap-harga ekonomis dan tentunya harus dekat dengan kantor untuk mengantisipasi jumlah peserta yang tidak hadir --gosip yang beredar banyak yang tidak akan datang kalau tempat jauh. Dari ketiga rumah makan yang kami sarankan : Rumah Makan Mataram Indah, Bale Raos dan Pondok Ndeso, kami sepakat untuk memilih Rumah Makan Mataram Indah sebagai lokasi gathering yang dirasa memenuhi kriteria 'Enak-Murah-Nyaman-Dekat' untuk lebih lengkapnya bisa baca artikel ini "Rumah Makan Pemancingan Mataram Indah" .

Rabu, 27 Januari 2016

Rumah Makan Pemancingan Mataram Indah

Jika readers ingin menikmati makan siang atau makan malam dengan suasana pedesaan : dikelilingi sawah, makan dengan konsep lesehan di dalam gazebo yang dibangun di atas kolam ikan, sambil mendengarkan suara gemericik air sungai yang menenangkan. Tidak ada salahnya jika readers berkunjung ke Rumah Makan Mataram Indah.

Rumah makan yang mengusung konsep alam yang (saya pastikan) membuat readers betah berlama-lama --sampai readers lupa berapa piring nasi yang sudah dihabiskan. Rumah makan yang dikelola Bapak Yanto dan Ibu Sri Astuti ini dahulunya adalah sebuah pemancingan dan rumah makan sampai akhirnya sang pemilik mem-focus-kan hanya pada rumah makannya saja, walaupun tidak menutup kemungkinan (di sini) masih bisa memancing --terlihat dari banyaknya kolam yang terisi berbagai macam jenis ikan-- dan membawa ikan segar hasil tangkapan dengan harga yang bervariasi.

Mataram Indah menyediakan hidangan ikan air tawar dengan berbagai macam olahan seperti wader goreng, nila goreng, lele goreng atau bakar, patin bakar dan tidak ketinggalan gurami asam manis, gurami acar, gurami pedas manis yang menjadi andalan para pelanggan setia rumah makan ini. Selain menyediakan olahan ikan air tawar, rumah makan ini juga menyediakan aneka seafood, ayam, bebek dan bermacam sambal, olahan sayur dan buah segar yang membuat acara makan readers semakin lengkap dan sehat. (sumber : rmmataramindah.blogspot.co.id)

Kamis, 21 Januari 2016

Daftar Kasih Sayang Bapak

Bapak, Ayah, Papa, Father, Abi, Babe, Romo, Abah ... adalah sebutan lain untuk orang tua laki-laki dari seorang anak, tergantung dari hubungannya dengan anak -kandung atau angkat. ( Wikipedia )

Orang nomor dua --setelah ibu yang pertama-- yang menempati singgasana hati saya.

"Apa panggilan untuk orang tua laki-laki, Readers ?"

Bapak -panggilan akrab saya untuk lelaki berumur setengah abad ini- tidak seperti ibu yang kehadiranya selalu saya rindukan dan membuat saya menangis waktu mojok (menggalau) di tengah malam, memikirkan keadaan ibu : Sedang apa ? Makan apa ? Sehatkah di sana ? Punyakah uang bulan ini ? Menyenangkan-kah hari-harinya ? Capekkah ? Lelahkah ? Apa kabarnya ?. . . itulah ibu orang yang sukses mencuri perhatian saya dan membuat saya selalu mengalah ; enggan menolak perintah untuk membelikan cabe, bawang merah, bawang putih (bumbu dapur), dll di warung dengan jawaban, "Baiklah". Itulah sebabnya saya tuliskan personal letter lewat "Mother's Day Is Everyday" untuk ibu tercinta sebagai personal letter di hari ibu yang tercatat setiap tanggal 22 Desember di Indonesia.

Begitu (sangat) banyak ungkapan kata untuk menggambarkan kasih sayang ibu yang saya dan (bisa jadi) readers rasakan, but wait saya ingin menulis tentang bapak di post ini kenapa ibu mendominasi. Bukan, bukan berarti peran bapak terabaikan sehingga menempatkan bapak di posisi kedua. Honestly saya hampir lupa kenangan mana yang harus saya ingat dan tulis untuk mengingatkan saya akan kasih sayang Bapak -apakah ini berarti saya ter-"doktrin" bapak sebagai pencari nafkah (mencari uang saja) tidak memberikan kasih sayang layaknya seorang ibu yang selalu kita jumpai dari hari ke hari.

Jumat, 15 Januari 2016

Pantai Glagah Indah : Kutemukan Artis Baru Untuk Meme-ku

Cerita tak melulu dari untaian kata dari gambar ini saya ingin berceritera tentang hal yang bisa diungkapkan maupun tak terungkapkan.

Kamilah -Omen, Feka, Ambo- yang jadi peran utama dalam ceritera ini. Tiga anak manusia yang senang akan : perjalanan, pengalaman baru, alam, tantangan dan petualangan.

Pemeran Utama
Berlatar Pantai Glagah Indah desa Glagah kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo satu jam perjalanan ke arah barat dari Kota Yogyakarta. Tetra-pod dan menara pandang inilah yang menjadi daya tarik -bagi saya- walaupun air laut, ombak, pasir hitam, dermaga, laguna dan sun-set -unfortunately tidak kami dapatkan karena kunjungan kami tepat jam sebelas siang- juga menjadi daya tarik untuk pengunjung lainya.

Senin, 11 Januari 2016

Kebahagiaan Itu ..... ?

"Kebahagiaan. Kata itu sungguh mudah diucapkan. Semua orang tahu apa artinya, dan selalu mendambanya. Kebahagiaan itu memabukkan. Sekali mencicipinya, kita akan berusaha mati-matian untuk mencarinya. Tapi semakin dicari, kebahagiaan rasanya semakin menjauh" - (Agustinus Wibowo, Titik Nol).

Kutipan dari buku ketiga karya pria asal Lumajang, Jawa Timur ini membuat saya turut mendeskripsikan "Kebahagian" versi saya sendiri.

Kebahagiaan itu candu, semakin kau nikmati semakin banyak ingin kau miliki. Kebahagian disetiap orang berbeda tergantung sudut pandang -kekayaan, keyakinan, kejayaan, ketampanan, kecantikan, jabatan . . . Kebahagian bagi saya sepuluh menit yang lalu -sebelum saya baca halaman 316 buku Titik Nol ini- terlalu muluk, terlalu obsesi, penuh dengan fantasi dan imajinasi, suatu hal yang mustahil :
  1. Saya ingin kembali ke masa lalu untuk menata masa depan yang (saya anggap) awut-awutan.
  2. Pengen punya mobil mewah -lengkap dengan AC, tape dan sopir pribadi.
  3. Bisa keluar negeri cuma buat foto selfie bareng eifel, makan gelato di gelateria sepanjang Venice, Italia.
  4. Kerja di perusahaan internasional -dengan gaji pokok delapan digit angka, tetap (bukan-kontrak), tunjangan banyak (makan, baju, penampilan, transport, kesehatan, pendidikan . . . ).
  5. Bisa ngajakin liburan keluar negeri -sekeluarga.

Masih banyak lagi . . . . . hingga membuat mulut berbusa kalau cuma di-dobos-kan (diomong kosongkan).

Refleksi Tahun Baru : Setelah Satu Minggu

Jam dua puluh dua lewat, wudhu-sholat-berdoa sudah aku lakukan -walaupun dirasa tak sempurna, paling tidak aku sudah mencoba- ketimbang (maaf) ber-masturbasi yang menurut penelitian bisa membuat tubuh rileks karena terlepasnya "Endorphin" -hormon relaksasi (anti-stress), hormon kesenangan yang juga dilepaskan saat berolahraga- entah penelitian dari mana, saya hanya membaca artikel dari internet dan kebanyakan ditelan mentah-mentah padahal masih ada beberapa cara lainya seperti : minum susu, yoga, nge-Gym, olah raga (renang, basket, futsal, tenis, bulu tangkis, ping-pong), teriak-teriak, mandi air hangat, menyalakan lilin aroma terapi ...... "Mungkin ada cara lain sesuai pengalaman pribadi, Readers ? ".

Senang-nya jadi orang yang bisa terlelap dimana saja, dalam kondisi apapun tanpa ada beban, tekanan (terlalu banyak pikiran). Seakan tubuh sudah diatur untuk kapan bangun, kapan tidur. Jenuh juga kalau setiap malam phobia hari esok -Ada istilahnya tidak untuk phobia ini ?

"Bisa bangun on-time, gak "
"Subuh jamaah mampu tidak ? "
"Joging pagi, yakin?
"Berkualitas gak tidur Loe? " dsb-nya, dst-nya.

Parahnya phobia ini selalu hadir jika terlewat dari jam tidur -saya membiasakan (untuk) tidur jam sepuluh tepat, diusahakan jam 22 sudah madeb-manteb-diatas-kasur.

Rabu, 06 Januari 2016

Lembu Suro : Sapi Raksasa Ikon Baru Boyolali

2 Januari 2016 euphoria tahun baru masih terasa walaupun kembang api dan bunyi terompet sudah berlalu kemaren malam (1/1/2016). Maklum libur panjang jalanan macet, tempat wisata ramai pengunjung dengan senang hati saya tinggalkan sementara kota budaya "Yogyakarta" untuk menengok kota kelahiran "Boyolali" yang sudah terkenal sebagai kota susu, "Susu atau Sapi ?" Saya lebih memilih susu ketimbang sapi -walaupun Susu dari Sapi- dengan alasan kemanusian bukan kehewanan, "hahahahaha".

Satu dekade sudah -"Satu dekade berapa tahun, coba jawab ?"- Saya tidak menginjakan kaki di pusat kota Boyolali, kota kelahiran saya sendiri dengan alasan, "Boyolali kurang menarik", "Kotanya sepi", "Jauh dari modernisasi". Inilah "Malin Kundang" era modern, "kacang lupa kulit" perumpamaan seperti itu, karena memang benar adanya sebelum saya menginjakkan kaki kembali ke pusat kota Boyolali -Dua tahun lalu ibu dan adik lelaki saya bercerita tentang pembangunan alun-alun dan program mempercantik Boyolali, itupun saya abaikan paling bualan pemerintah saja- sekarang memiliki alun-alun luas, ramai, meriah dengan deretan bangunan indah nan-megah -gedung pemerintah dan tempat ibadah- dalam satu komplek perkantoran.

"Incredible ..... !!!"

Sambil bergumam, "Beneran ini Boyolali, kota yang biasa-biasa saja sekarang disolek seakan tak ingin kalah dengan kota lainya ?". Saya berikan apresiasi buat Bupati Boyolali Bapak Drs. Seno Samodro yang merealisasikan janjinya. 

Selasa, 05 Januari 2016

Refleksi Tahun Baru Bagiku

Banyak orang menaruh harapan pada tahun baru -Tahun baru berarti dimulainya resolusi baru, rencana baru, agenda baru, to do list baru- tidak sedikit yang benar-benar mempersiapkan tahun baru sebagai sebuah garis "Start" untuk melakukan hal-hal baru dan meninggalkan kenangan-kenangan masa lalu.

Tahun baru, "Ya". Gemerlap kembang api tepat di saat pergantian tahun, bunyi terompet yang memecah keheningan malam -tak seperti biasanya-, teriakan demi teriakan dengan harapan 2016 lebih banyak memberikan harapan -ekonomi, karir, finansial, teknologi, pendidikan, lingkungan, asmara, dll.