Selasa, 08 Maret 2016

Tahu Bulat Digoreng Dadakan ...

Penjual tahu bulat yang sering di bicarakan teman-teman sekantor ---teman kantor baru seminggu ini--- sukses  bikin penasaran sejak pertama kali saya dengar cuitan mereka, "Tahu Bulat, digoreng dadakan, 500an, anget-anget ..., gutih-gurih..., Enyooooiiii ...".

Kurang lebih seperti itulah strategi yang (saya anggap) paling menonjol selain mobil pick up ---truk pengangkut barang ukuran kecil yang biasa disebut mobil bak terbuka--- yang digunakan untuk menjajakan sekaligus dapur utama untuk menggoreng tahu bulat ---tahu goreng asli sumedang yang berbentuk bulat--- secara dadakan (langsung ditempat).

Penjual Tahu, sumber : bogor.tribunnews.com

Bagaimana tidak bikin geli, dengan intonasi yang monoton dan naik turun entah berasal dari rekaman kaset atau mulut penjualnya sendiri ---belakangan ini teman saya berceritera suara tersebut berasal dari kaset rekaman yang diputar.

Strategi penjualan yang menurut saya ampuh; ciamik; mujarab buktinya banyak juga yang menunggu ataupun mengantri untuk membelinya. Setelah membaca beberapa artikel dari tahun lalu (2015) saya pun mulai tertarik untuk mengulik bisnis yang kembali meroket berkat strategi pemasaran yang saya anggap 'norak' tapi buktinya rupiah-demi-rupiah terus bergulir ke kantong penjualnya.

Strategi penjulan seperti ini sebetulnya bukan yang pertama kali, ingat dengan lirik ini, "Kabar gembira untuk kita semua, kulit manggis kini ada ekstraknya ...." (liriknya inget-inget sendiri) sampai kata "good ..., good, ...good" (diucapkan sebanyak tiga kali)"

Gatot Sunardi, Sumber : sabbathyamori.wordpress.com
Selain lirik di atas masih ada penjual "Es Goreng" ---es potong berbentuk silinder yang dipotong kecil disalut dengan cokelat yang dilelehkan--- yang tak kenal lelah mencuitkan daganganya : bahan baku-nya, proses pembuatan-nya, ... dari mulai hingga terjual habis (mungkin). Bagi reader yang berasal dari Yogyakarta tentunya sudah akrab dengan penjual ini sering saya jumpai di sunday morning Lembah UGM, alun-alun kidul dan Nol-KM, Yogyakarta.

Kembali ke penjual tahu bulat dari cuitanya saja yang diputar berulang-ulang kita sudah sangat sadar kalau yang dijual adalah : "Tahu bulat" yang digoreng "dadakan" harganya ekonomis "500-an" rasanya "gurih" dengan tambahan punch-tag-line "enyoooiiii" ---saya mengira kata ini plesetan dari enjoy dan bakalan laris dipakai dalam bahasa anak-anak trendi tahun ini (bisa jadi).

Strategi berjualan dari door-to-door lebih menguntungkan karena penjual yang menghampiri pelanggan yang lebih senang dimengerti dan ingin dimengerti; sama halnya dengan strategi penjualan jemput bola.

Dengan menggunakan mobil bak terbuka ---food truck (yang lagi hits) versi ekonomis-lah--- membuat mobilitas makin tinggi dan meniadakan pembayaran sewa tempat.

Selain itu inovasi dari cuitan yang digunakan dari awalnya hanya "Tahu bulat, digoreng dadakan, 500-an, halal" sekarang menjadi semeriah diatas.

Tidak hanya itu inovasi penambahan bumbu (bubuk) pedas dan asin menjadikan tahu yang biasa hanya bersanding dengan kecap ataupun rawit hijau menjadi semakin beragam rasa dan cara menikmatinya.

Saya berikan applause untuk strategi pemasaran seperti ini selain kreatif barang dagangan pun laris manis, yang punya tajir abissss ... !!! Patut dicoba dan diadabtasikan pada peluang bisnis yang readers geluti saat ini.

sumber :

Bisnis Unik Tahu Goreng Bulat Dadakan
Es Goreng Pak Gatot

6 komentar:

  1. Tahu bulat kenapa y bang dinamain tahu bulet? Itu karena bentukny bulet kali ya
    Oh disana juga harganya 500an ya
    Berarti sama dund kayak disni bang
    Makan tahu bulet enaknya itu pas laper bang
    Wah ada es goreng
    Saya pikir es goreng itu es batu yg digoreng

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya kali "bulatan tahu"
      sama sesuai lirik lagunya, bro
      gak lapar pun hayuk
      abis nge-goreng tahu, nge goreng es ya
      trus minum ekstrak kulit manggis

      Hapus
  2. jangan lupa es lilin juga punya lagu'a sendiri

    BalasHapus
  3. Dulu pernah lewat depan rumah, jualan tahu bulat mirip kayak foto di atas pake pick up. Tapi beberapa kali doang. Enak. Murah. Sayang udah gak pernah lewat lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak nyangka, fenomenal juga di kota mana, mbk ?

      Hapus