Rabu, 31 Mei 2017

Nongkrong dan Gaya Hidup

"Buat apa nongkrong ?"
"Buat nyari inspirasi, nyari referensi (tempat makan), nyari ambience (suasana : ind), icip-icip makanan baru, ngobrol seru, ... , tapi lebih ke ngisi waktu, me-time, stress release".

Pertanyaan si 'G' saat itu saya jawab dengan penjelasan sekaligus opini pribadi. Jelasnya saya butuh referensi tempat makan baru dengan konsep unik & menu menarik dengan rasa otentik. Sesuai hobi yang saling berkolerasi ---capture, tasting, review, posting makanan yang pernah saya coba. Dari sini saya juga beropini kalau nongkrong itu buat ngisi waktu, me-time & stress release. Ya. Karena memang itu alasan yang menyertai aktivitas nongkrong saya sampai saat ini.

lokasi : GALABO Surakarta

Nongkrong (Hang out : ing) dalam kamus anak GAUL biasa disebut 'kongkow' atau 'nongki'. Aktifitas dimana anda menggunakan semua indra : perasa, penciuman, penglihatan, pengecap, pendengaran secara bersamaan pada waktu & tempat tertentu. Baik dilakukan sendiri atau beramai-ramai sebagai bentuk sosialisasi adalah nongkrong versi saya.

"Nongkrong versi readers apa ?"

Namun secara tidak langsung nongkrong menjadi gaya hidup, sebuah kebutuhan yang dilakukan baik pria-wanita, tua-muda, remaja-dewasa, pengangguran-pekerja. Kumpul buat ngobrolin : politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, pekerjaan, bisnis, cinta, pasangan, gebetan, teman, ... .Tak menutup kemungkinan jadi ajang show off (pamer) eksistensi, melihat & dilihat orang lain, nge-gosip ---yang sering saya lakukan dan masih banyak obrolan 'ngalor-ngidul' yang bisa bikin tertawa, senang, sedih bahkan marah.

Sedangkan Gaya hidup menunjukan bagaimana orang hidup, membelanjakan uang dan mengalokasikan waktunya, Minor & Mowen (2002).

Nongkrong dianggap sebagai budaya negatif sampai saat ini. Orang tua saya kerap melarang nongkrong karena dianggap wasting time, pemborosan, hedonisme, konsumtif waktu masih usia sekolah.

Saat Sudah merasa mampu mengelola pendapatan pribadi, nongkrong jadi aktivitas yang (lumayan) mampu buat ngusir rasa sepi. Lewat nongkrong aliran darah jadi lancar dan endorpin-pun menjalar memberikan efek menenangkan.

lokasi : KFC Uin Suka

lokasi : Ciao Gelato
Biar efek positif yang didapat lebih banyak ketimbang efek negatif. Ya. gak perlu juga tiap hari nongkrong, jadikan nongkrong sebagai selingan kala bertemu rasa bosan, pengen meet-up bahkan reunian bareng teman. Nongkrong pun gak melulu barengan gak perlu juga yang mahal-mahal. Cukup bawa diri, buku, duit secukupnya, ... , gadget jangan lupa biar bisa disambi wifii-an sambil nikmatin kesendirian anggap saja merefleksikan diri.

Lokasi : Alun-Alun Utara Yogyakarta

Nongkrong lebih berkesan kalau ketemu hal-hal di luar dugaan, kenalan, relasi, teman, jodoh. Bisa jadi. Nongkrong keseringan (kadang) bikin bosan. Karena sesuatu yang berlebihan tidaklah baik pada akhirnya. Baik-Tidaknya nongkrong relatif, tergantung sudut pandang masing-masing orang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar