Keindahan Dieng sudah terlihat sejak memasuki pintu gerbang "Kawasan Dieng Plateau" (Plateau entah belum sempat saya
Googling apa artinya) yang pasti, Eduuunnnnn, .... ; Gokil, ... Gilak, ... Parah, ...Pettjah, ...?!! kata anak-anak gaul jaman sekarang dalam mengexpresikan hal yang indah dan belum pernah mereka lihat sebelumnya (Nggumun : jawa). Memang benar dimulai dari pintu gerbang ini sudah terasa begitu indahnya perjalanan yang akan kami lihat selama di Sini. Disepanjang jalan kami lihat pohon carica (Buah asli Dieng yang hanya tumbuh di kawasan ini saya, gak ada duanya) tanaman kentang (kentang komoditas terbesar di Dieng, kentangnya lebih baik dari kentang China).
Time to Catch , ... !! kita ambil foto pertama dari perjalanan dan pengaman kami yang pertama lewat sebuah gardu pandang yang ada di 10 menit perjalanan dari pintu gerbang "Kawasan Dieng Plateau". Dengan gardu pandang ini Reader bisa melihat pesono keindahan Dieng (Saran, mendingan jangan di gardu pandang ini, karena secara tiba-tiba pas mau cabut ke destinasi berikutnya, ditarik parkir sob Rp. 2000, - *bukanya kikir , setau saya gardu pandang bukan tempat wisata kan, gardu ini semacam
rest area kenapa dipungut biaya. Alternatif lain gunakan jembatan yang ada di 5 menit perjalanan ke arah Dieng Plateau yang tak kalah cantik).
|
Dieng dari Gardu Pandang |
|
Pintu Gerbang Masuk Kawasan Dieng Plateau |
Keindahan Dieng gak hanya sampai di sini reader, kami putuskan untuk menuju "Dieng Plateau Theatre" (DPT) sebuah gedung teater mungil yang menyuguhkan film tentang sejarah Dieng, gak gratis lho perorangnya bayar Rp. 10.000,-, kalau kami cukup di luar saja foto-foto, sambil makan Kentang & Jamur Dieng yang digoreng dengan sedikir tepung plus, bumbu aneka rasa (barbeque, pedas, keju, asin) Rp. 6000, - ditambah minumanya, harusnya cokelat panas atau teh anget. tapi itu terlalu biasa jadinya kita beli sebotol air mineral dingin Rp. 3000, - *kyaaaaaa Dingin makin, dingin jadi kebelet pipis selalu. Objek jeprat-jepret Kentang & Jamur Goreng, tulisan "Dieng Plateau Theater".
|
Best Fried Pottatoes & Mushroom Ever |
|
Dieng Plateau Theater |
Dari DPT, kita lanjut ke komplek Candi Arjuna & Kawah Sikidang klu dua kawasan wisata ini udah masuk kota Banjarnegara, reader (saya tahu dari karcis masuknya dan penjelasan bapak penjaga tiketnya yang paham betul dengan kawasan dan objek wisata ditempat ini, salut Pak anda begitu cerdas dan terang menjelaskan semua kepada kita, lupa gak nanya siapa namanya). Kawah Sikidang adalah tujuan kedua kami, objek wisata yang ditawarkan berupa kawah dan gas alam yang bisa digunakan untuk merebus telur (banyak yang menjajakan telur rebus ini, yang bikin saya tertawa penjualnya menuliskan "JUWAL telur rebus bukan JUAL telur rebus" gak ada yang anehkan :D, lupakan). Objek yang bisa reader foto disini kawah, semburan gas alam, penjual sepanjang jalan menuju kawah, tulisan kawah "SIKIDANG", berfoto sambil naik kuda atau motor cross dengan tarif Rp. 10.000, -, cukup untuk kawah ini, karena bau belerangnya membuat saya ingin segera ke belakang (*jangan lupa beli masker, kalau tidak mau mahal persiapan dari rumah).
|
Kawah Sikidang |
|
Kawah Sikidang |
|
Ini Kawah Bukan Lumpur Lapindo |
Kompleks Candi Arjuna dengan HTM Rp.10.000, - jadi satu dengan Kawah Sikidang, sebuah komplek candi Hindu dengan nama - nama tokoh pewayangan, Arjuna, Bima itu saja yang saya ingat. Selain itu karakter teletubbies, hello kitty, micky mouse yang saya ingat di kawasan ini tarif mereka Rp. 10.000, - untuk tiga kali foto :D, Objek yang bisa difoto Candi, Telaga Balaikambang, untuk yang telaga ini kurang begitu dikelola padahal ada wahana airnya segala tapi sepi, karena kurang menarik buat saya. untuk candi keren hanya saja ada satu candi yang terpisah sendiri bagaikan terkucilkan namanya Candi Setyaki.
|
Banjarnegara |
|
Komplek Candi Arjuna |
|
Candi Setyaki |
|
Komplek Candi Arjuna |
Wonosobo kita datang lagi, setelah main ke kota tetangga Banjarnegara, Telaga Warna, Pantai Cermin, dan candi-candi kecil bisa reader kunjungi. "One Stop Trip Center" dengan harga tiket masuk Rp. 7.500 murahkan. Objek wisatanya cek dipicture ya.
|
Daftar Tempat Wisata wonosobo |
|
Komplek Telaga Warna |
|
Telaga Warna |
|
Komplek Telaga Warna |
Walaupun masih banyak objek wisata di Dieng ini, Kita berdua memutuskan untuk berhenti, karena lapar alhasil kita coba kuliner Dieng Mie ongklok yang gelegar banget, menurut saya (saya pilih yang langsung dari dieng daripada yang pernah saya coba di Yogyakarta, kurang gelegar). Mie yang disajikan hangat dengan kuah kental campuran maizena dan disajikan dengan cabe rawit yang digerus di dasar mangkuk ditambah sate ayam yang, Pak Bondan Bilang "Mak Nyussss, ..?" emang beneran maknyus (kebetulan yang saya coba ada di warung tepat dipertigaan ke arah telaga warna, warung ini menyatu dengan mini market yang menyedikan camilah dan oleh-oleh khas dieng). Pengen nyobain tempe kemulnya tapi lagi kosong, tempe kemul adalah semacam tempe mendoan yang digoreng agak basah a.k.a. nyemek dan dimakan dengan cabe rawit. Objek foto Mie Ongklok, Rp. 12.000,- teh anget Rp. 2000, -.
|
Mie Ongklok oh, .. Mie Ongklok |
Oleh-oleh Carica (Centra Carica setelah pintu gerbang "Kawasan Dieng Plateau) Rp. 3000, - / cup Rp. 11.000, - botol besar, Keripik Jamur (Mushroom Factory) Rp. 12.000, - 25.000, -, kacang dieng Rp. 13.000, - dll, di sepanjang jalan ke wonosobo.
Akhirnya perjalanan berakhir, jam 15.00 WIB. dengan rasa capai dan lelah tapi senang. Buat reader wajib datang ke Dieng, yang harus diperhatikan yang menggunakan kendaraan pribadi khususnya motor pastikan motor dalam kondisi baik (servis & ganti olie, Rem, Ban motor) jalan nanjak, curam. Biaya parkir Rp. 2000, - 3000, -, kamar kecil Rp. 1000, -
Terimakasih sudah menyempatkan, membaca, jika berkenan kasih komentar jangan hujatan :) *saya sensitif *kyaaaa. Malklum penulisa newbe, semoga lebih baik kedepanya. Enjoy hasil bidikan saya dengan Samsung GT P1000 dan Blackberry Gemini 8520.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar