Maret 2017 ---penghabisan tinggal menyisakan satu hari. Sesal karena waktu cepat berlalu, tapi tidak (pernah) ada perbaikan untuk penyesalan itu.
"Apakah hanya saya saja atau anda juga mengalaminya ?"
Dua jam tiga belas menit waktu tersisa sebelum tanggal bontot (tanggal 31) di Maret ini dimulai. Minggu pertama Maret saya sempatkan ke Yogyakarta (hanya untuk) membayar sewa kos bulanan lanjut meet-up bareng Brother Hood yang udah kocar-kacir karena kesibukan masing-masing lanjut balik Boyolali untuk kembali menata hati menghadapi realita yang akan terjadi di Senin pagi.
"Out of the plan. Suddenly. I never thought before"
Kostmate ngajakin jalan. Biasanya cuma ngajak makan Burjo (sekarang Warmindo) atau angkringan. Tumben ngajakin nge-mal. "Nyari baju branded", katanya.
"We don't talk anymore and hang-out with before such is like ice breaking which glue your relationship again"
Beruntung salah satu mall terbesar (Jogja City Mall) memberi diskon pada semua brand fashion. Narasi berakhir di sini sementara inti tulisan saya dapat di salah satu outlet yang menjual brand-fashion (pria/wanita) dengan harga di atas dua ratus ribuan. Tak pelit saya bicara "The Executive" salah satu brand apparel yang menurut opini pribadi : rapi, berbahan premium, kenyamanan oke banget, warna seperti namanya "executive" sangat berkelas, harga sesuai kwalitas. Lagi ngadain diskon gede-gedean ---garage sale mungkin up-to 70%.
Bukan. Bukan brand fashion-nya yang ingin saya bahas, melainkan hype, anthusiasm, athmosphere di dalam outlet yang berukuran tidak cukup besar untuk menampung ratusan pembeli yang kala itu latah karena pengen ngeborong semua.
Salah satunya jajaka ini Kukuh Jamaluddin. Bisa disebut dialah salah satu kostmate yang peduli penampilan : alim, dewasa, bijaksana, sopan, branded namun berprinsip ekonomi ---barang sebaik-baiknya harga serendah-rendahnya.
Beda lagi yang ini Ahmad Imad : newbee, econo-stylish, smart, doubt-full, terkadang baper, Great husband-wanna be. Sudah pilih sana-sini, ini-itu, ujungnya masih mikir berkali-kali and finally gak jadi.
Dia Ari Wibowo : si slanker yang cuek, masa bodo, bodo amat, gak peduli, cuma gue yang peduli, but I care all of you. Diantara pengen, tapi gak ada duit atau "bukan gaya gue, Bro", sanggahnya. It's fun surrounded by them.
Saya secara personal lebih menghargai hype, anthusiasm, athmosphere yang sedang terjadi. Gue merasa saat masuk biasa saja. Pas lagu Zara Larsson - Lush life diputer gue berasa pengen ikutan belanja padahal budget mini. Namun sayang kurang begitu mempan. Audio berikutnya Marron 5 - Don 't Wanna Know bikin gue masa bodo ---punya duit apa enggak langsung pengen ke cashier buat bayar satu baju yang dari awal masuk udah eye-cathing baik warna, ukuran, corak dan harga. Hmm ... Hmm ... Hmmm. Alhamdulillah masih diingatkan kalau yang namanya diskon gak hanya sehari ini aja, someday is going to be discount day. Beruntung saja lagunya Rihanna ft. Calvin Harris - We found Love gak diputer kalaupun iya bakalan kebeli salah satu apparel tadi.
Zara Larsson - Lush life
Marron 5 - Don 't Wanna Know
Rihanna ft. Calvin Harris - We found Love
Pernah gak ngalamin hal serupa. Kalap belanja karena audio yang diputar bikin geregetan ? Kalau iya komen lagu (judul, penyanyi, genre) yang pernah memprovokasi kamu buat Blind-Shopping.
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar