14 Maret 2016, pukul 13.00 WIB, BNI Kancab. UPN
Pengalaman yang menarik. Sepele namun masuk akal, security ---lebih sering dikenal Satpam--- pria dengan (kebanyakan) postur tegap, besar, muka gahar dengan atasan putih dan bawahan black-blue (Biru-Hitam) ini menyapa saya ketika melewati pintu masuk Bank. Dengan ramah dia menyapa, "Selamat siang, Mas (conditional sesuai umur yang disapa). Ada yang bisa saya bantu?" Hal biasa karena greeting sudah jadi kewajiban dalam jasa pelayanan.
Percakapan selanjutnya sebagai berikut :
A: saya
B: security
A: Mau buat rekening baru, Pak. Syaratnya apa ya?
B: (dengan yakin menyebutkan syarat-syaratnya) isi formulir permohonan, FC KTP/Kartu Mahasiswa, dan setoran awal 250 ribu.
A: Saya dari luar kota dan bukan mahasiswa. Bisa?
B: untuk warga luar kota harus menyertakan KIPEM.
A: saya tidak punya KIPEM, tapi bawa surat pengantar dari kantor. Apakah boleh?
B: Boleh saya lihat KTP dan surat pengantar-nya? (selanjutnya saya diarahkan untuk menuju "mesin antrian" dan langsung dipilihkan antrian CS).Nomor antrian 43. Silakan menunggu sampai nomor antrian-nya dipanggil(sambil mempersilakan saya duduk di sofa ruang tunggu).
Dari percakapan di atas saya yakin security sekarang menambah fungsinya (selain sebagai keamanan) sebagai front office yang harus mengenal produk untuk bisa diinformasikan; menggali informasi untuk inquiry; mendengar serta menjawab keluhan dengan memberikan solusi ---masih dalam kuasa security.
source : halopolisi.com |
Betapa "amazing-nya" bapak berseragam ini, bisa jadi kemampuan beliau dalam handling nasabah lebih mumpuni ketimbang CS-nya jika dilakukan dengan hati. Yang jadi point-plus di sini kecakapan, keramahan, penguasaan prosedur; tahapan; proses untuk menjawab kebutuhan atau keluhan nasabah sehingga nasabah lebih diuntungkan karena tidak perlu antri berjam-jam hanya untuk bertanya "syarat buka rekening baru". Kecewa (berat) pasti. Karena sudah menunggu antrian, pas ketemu CS (Customer Service) ternyata syarat administrasi belum lengkap. Komplain terjadi akibatnya antrian mengular dan menyulut emosi nasabah lain yang antri.